JAKARTA, – ypwi.or.id – Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mendorong Ormas Islam Wahdah Islamiyah memajukan agama, sekaligus pemberdayaan ekonomi umat dalam waktu bersamaan. Dakwah diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada umat, bila mampu secara ekonomi, maka akan memiliki kemampuan yang tinggi juga untuk membayar zakat, infaq dan shadaqah.
“Dakwah itu harus mendorong bagaimana umat menguasai ekonomi, karena saat ini Islam menguasai ekonomi 10-20 persen, sisanya dikuasai umat non Islam. Dakwah itu juga harus mendorong, bagaimana mendorong pembangunan pertaniannya, industrinya, kerajinannya dan profesinya. Baru umat akan mencapai doanya Robbana aatina fiddunya hasanah,” seru Wapres saat menerima Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah Ust.H.Muhammad Zaitun Rasmin dan rombongan, di Kantor Wakil Presiden,Medan Merdeka Utara, Jakarta siang tadi, Kamis, (19/5/2016).
Dalam kunjungannya, Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah melaporkan rencana organisasi Islam tersebut dalam waktu dekat, yakni muktamar dengan tema “Mewujudkan Indonesia Damai dan Berperadaban, dengan Islam yang Wasathiyah” dengan tujuan menguatkan rasa nasionailsme umat Islam di tengah berbagai ujian dan cobaan. Muktamar III ini akan dilaksanakan pada 17 – 20 Juli mendatang di Masjid Istiqlal dan Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
“Untuk itu mohon kesediaan Bapak Wapres Jusuf Kalla untuk membuka perhelatan tersebut,” ucap Ust.Zaitun. Dalam kegiatan muktamar ini, sambung Ust. Zaitun, Wahdah Islamiyah akan menggelar Program Road to Muktamar dengan judul “Sejuta Cinta Untuk Indonesia” dan mendapatkan sambutan luar biasa di seluruh Indonesia, seperti pemerintah daerah mulai dari Gubernur hingga Bupati dan Walikota. Selain itu Wahdah Islamiyah juga memiliki program dalam lima tahun mewujudkan 100 pesantren tahfidz Al-Qur’an, dengan program lanjutan “Satu Rumah Satu Hafidz”.
Menanggapi paparan Ketua DPP Wahdah Islamiyah tersebut, Wapres mengapresiasi usaha Wahdah untuk turut mengkampanyekan pembangunan negara dan umat Islam. Menurut Wapres, hal ini yang perlu dilakukan, jika melihat kekacauan di negara-negara yang mayoritas penduduknya Islam. Banyak negara tersebut menghadapi kekacauan karena berbagai macam masalah seperti ideologi, tidak adanya sikap saling menghormati, sistem pemerintahan yang diktator dan campur tangan negara luar yang menyebabkan kekacauan luar biasa.
Dalam pandangan Wapres, organisasi Islam seperti Wahdah Islamiyah harus mampu menjadi organisasi yang membuat wajah Islam tidak dikaitkan dengan terorisme dan radikalisme. Selain mengenai terorisme, Wapres juga mengingatkan agar Wahdah Islamiyah turut memajukan Indonesia, yang meskipun dalam kondisi damai, namun memiliki kelemahan, sehingga diharapkan Indonesia menjadi negara yang makmur.
“Dimana-mana saya katakan, kita banyak berbicara surga, tapi kadang-kadang lupa dunia. Padahal doa kita Robbana aatina fiddunya hasanah,” ucap Wapres. Selanjutnya Wapres menekankan, dakwah bukan hanya bicara tentang fiqh dan moral, tetapi berbicara bagaimana mengembangkan pertanian dan menumbuhkan pertanian atau peternakan. “Karena semua pekerjaan itu ibadah, bekerja bukan dagang saja, tapi bagaimana bisa membayar zakat,” pesan Wapres.
Selain melaporkan program-program Wahdah Islamiyah, Ust.Muhammad Zaitun menyampaikan STIBA Wahdah Islamiyah sudah terakreditasi sejak tiga tahun yang lalu, dan alhamdulillah saat ini telah menampung 1.050 orang mahasiswa serta dalam proses untuk menjadi sebuah institut.
Namun, Wapres Jusuf Kalla mengingatkan agar Wahdah Islamiyah membuka pelatihan jangka pendek, baik pelatihan dengan materi agama dan materi pengetahuan umum. Bahkan diharapkan dapat bekerjasama dengan pihak universitas di sekitar pesantren dalam bentuk job training, dengan tujuan menjadikan siswa-siswi itu memilki basic skill/soft skill meskipun sebagai pendakwah.
“Jadikan dai – dai itu penyuluh bagi masyarakatnya,” harap Wapres Jusuf Kalla.
Pada pertemuan tersebut, Wapres Jusuf Kalla didampingi Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohammad Oemar dan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, sementara dari Wahdah Islamiyah, selain Ust.Zaitun hadir pula Ust.H.Muh.Ikhwan Jalil (Waketum DPP Wahdah), Ust.H.Muh.Qasim Saguni (Ketua Dewan Syura). Ust.H.Rahmat Abd.Rahman (Ketua Dewan Syariah), Ust.H.Hamid Habbe (Ketua Dewan Pengawas Keuangan), Nursalam Siradjuddin (Ketua Bidang II / Ketua YPWI), Saiful Bahri ( Wakil Sekjen) dan Jayadi Hasan (Staf khusus Ketua Umum )